Contoh Makalah Metabolit Sekunder Untuk Farmasi


DAFTAR ISI                                                                                     HALAMAN

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metabolit Sekunder.......................................................... 3
B. Senyawa – Senyawa Metabolit Sekunder.......................................... 4
C. Rosella (Hibiscus Sabdriffal)............................................................. 9
D. Kandungan Kimia Dalam Rosella...................................................... 12
E. Manfaat dan Peran Rosella................................................................ 12

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

(Saya Kosongkan)

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan memiliki pertahanan yang melindungi tumbuhan tersebut dari pemangsa yang mengacam pehidupan tumbuhan tersebut. Banyak sistem pertahanan yang dimiliki oleh suatu tumbuhan, baik menggunakan sistem mekanis seperti putri malu yang menutup dirinyasehingga pemangsa tidak mau mengkonsumsinya. Selain itu ada pertahanan yang menggunakan zat kimia sehingga hewan yang mengkonsumsinya akan merasakan rasa yang tidak enak atau mengalami gangguan fisiologis sehingga hewan tersebut tidak ingin mengkonsumsi tumbuhan tersebut.

Zat kimia yang menjadi salah satu pertahanan yang dimiliki tumbuhan adalah metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan hasil metabolisme yang dikeluarkan tanaman. Selain pertahanan metabolit sekunder juga dapat digunakan untuk keperluan manusia seperti obat, pewarna, pengharum, serta bumbu masak.
salah satu tumbuhan yang memiliki pertahanan diri menggunakam metabolisme sekunder adalah serai. Akibat metabolisme yang dikandung oleh serai,beberapa serangga mengalami gangguan jika terkena atau menghirup metabolityang dikandung oleh serai karena memungkinkan terjadinya gangguan fsiologis bagi serangga. Ketidaksukaan serangga terhadap metabolit sekunder pertahanan serai menjadikannya salah satu bahan yang digunakan sebagai pengusir serangga.

B. Rumusan Masalah
Dalam peulisan makalah ini penulis hanya membahas tentang :
1. Pengertian metabolisme sekunder
2. Kelompok metabolisme sekunder
3. Fungsi masing-masing metabolisme sekunder

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa pengertian metabolisme sekunder
2. Untuk mengetahui apa saja kelompok dari metaboilsme sekunder
3. Untuk mengetahui fungsi masing-masing metabolisme sekunder

D. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini dapat bermafaat sebagai menambah wawasan mengenai metabolisme sekunder.

BAB II 

PEMBAHASAN
A. Pengertian Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal.

Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid, tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu.
Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenon dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin, tanin, saponin, dan minyak volatile.

B. Senyawa - Senyawa Metabolit Sekunder

1. Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara terbatas pada tumbuhan. Pengelompokan alkaloid biasanya didasarkan pada prekursor pembentuknya. Kebanyakan dibentuk dari asam amino seperti lisin, tirosin, triptofan, histidin dan ornitin. Sebagai contoh, nikotin dibentuk dari ornitin dan asam nikotinat. Beberapa kelompok alkaloid disajikan dalam tulisan ini. Diantaranya adalah kelompok alkaloid benzil isoquinon, seperti: papaverin, berberin, tubokurarin dan morfin. 

Alkaloid dengan struktur inti berupa indol, dikelompokkan sebagai alkaloid indol, seperti: strikhnin dan quinin yang berasa pahit dan merupakan senyawa penolak makan bagi serangga. Kelompok alkaloid pirrolizidin merupakan ester alkaloid pada genus Senecio, seperti: senecionin. Kelompok lain dari alkaloid yang berasal asam amino lisin adalah quinolizidin yang sering disebut sebagai alkaloid lupin karena banyak terdapat pada genus Lupinus. Alkaloid polihidroksi memiliki stereokimia yang mirip dengan gula, sehingga mengganggu kerja enzim glukosidase. Kelompok alkaloid polihidroksi merupakan penolak makan bagi serangga. Beberapa jenis alkaloid merupakan derivat dari asam nikotinat, purin, asam antranilat, poliasetat dan terpenes. Mereka dikelompokkan ke dalam alkaloid purin, seperti: kafein.

2. Terpenoid
Terpenoid merupakan kelompok metabolit sekunder terbesar. Saat ini hampir dua puluh ribu jenis terpenoid telah teridentifikasi. Kelompok ini merupakan derivat dari asam mevalonat atau prekursor lain yang serupa dan memiliki keragaman struktur yang sangat banyak. Struktur terpenoid merupakan satu unit isopren (C5H8) atau gabungan lebih dari satu unit isopren, sehingga pengelompokannya didasarkan pada jumlah unit isopren penyusunnya. Monoterpenoid umumnya bersifat volatil dan biasanya merupakan penyusun minyak atsiri. Monoterpenoid memberikan aroma yang khas pada tumbuhan.

Monoterpenoid dikelompokkan sebagai :
1) asiklik, contoh: geraniol,
2) monosiklik, contoh: limonene
3) bisiklik, contoh: pinene.

Untuk mencegah terjadinya keracunan diri (autotoxicity), tumbuhan membentuk tempat penyimpanan khusus. Kelompok terbesar dari terpenoid adalah sesquiterpen yang juga merupakan penyusun minyak atsiri. Contoh yang cukup dikenal dari kelompok ini adalah poligodial dan warburganal yang merupakan zat penolak makan berbagai jenis serangga.

Diterpenoid, seperti asam resin (misalnya: asam abietat) dari tumbuhan keluarga pinus-pinusan dan klerodan (misalnya: ajugarin dari tumbuhan Ajuga remota) merupakan zat penolak makan bagi serangga. Triterpenoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang tersebar luas dan beragam. Perwujudan dari senyawa ini dapat berupa resin, kutin maupun semacam gabus. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah limonoid (misalnya: azadirachtin), lantaden, dan cucurbitacin (misalnya: Cucurbitacin B). Azadirachtin terkenal sebagai zat penolak makan yang sangat kuat bagi serangga. Demikian juga dengan cucurbitacin.

3. Fenolik
Felonik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi (OH-) dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut sebagai polifenol. Fenol biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka penyusunnya.

Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid, yang merupakan senyawa yang secara umum dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Biasanya, satu jenis tumbuhan mengandung beberapa macam flavonoid dan hampir setiap jenis tumbuhan memiliki profil flavonoid yang khas. Kerangka penyusun flavonoid adalah C6–C3–C6. Inti flavonoid biasanya berikatan dengan gugusan gula sehingga membentuk glikosida yang larut dalam air. Pada tumbuhan, flavonoid biasanya disimpan dalam vakuola sel. Secara umum, flavonoid dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil (sub kelompok), yaitu:
1. flavon, contoh: luteolin, 
2. flavanon, contoh: naringenin,
3. flavonol, contoh: kaempferol,
4. Antosianin,
5. calkon.

Beberapa jenis flavon, flavanon dan flavonol menyerap cahaya tampak, sehingga membuat bunga dan bagian tumbuhan yang lain berwarna kuning atau krem terang. Sedangkan jenis-jenis yang tidak berwarna merupakan zat penolak makan bagi serangga (contoh: katecin) ataupun merupakan racun (contoh: rotenon). Rutin, yang merupakan glikosida flavonol yang tersebar di hampir semua jenis tumbuhan, juga merupakan zat penolak makan yang kuat bagi serangga polifagus, seperti Schistocerca Americana. Tanin merupakan senyawa polifenol dengan berat molekul antara 500 sampai dengan 20000 dalton. Pada sel tumbuhan, tanin selalu berikatan dengan protein sehingga disebut merupakan zat yang menurunkan nilai nutrisi dari jaringan tumbuhan bagi pemakannya.

4. Glukosinolat dan sianogenik
Glukosinolat merupakan metabolit sekunder yang dibentuk dari beberapa asam amino dan terdapat secara umum pada Cruciferae (Brassicaceae). Glukosinolat dikelompokkan menjadi setidaknya 3 kelompok, yakni:
1. glukosinolat alifatik (contoh: sinigrin), terbentuk dari asam amino alifatik (biasanya metionin),
2. glukosinolat aromatik (contoh: sinalbin), terbentuk dari asam amino aromatik (fenilalanin atau tirosin) dan
3. glukosinolat indol, yang terbentuk dari asam amino indol (triptofan).

Keragaman jenis glukosinolat tergantung pada modifikasi ikatannya dengan gugus lain melalui hidroksilasi, metilasi dan desaturasi. Hidrolilis dari glukosinolat terjadi karena adanya enzim mirosinase, sehingga menghasilkan beberapa senyawa beracun seperti isotiosianat, tiosianat, nitril, dan epitionitril.

Sedangkan Sianogenik, semua jenis tumbuhan mempunyai kemampuan untuk mensintesis glikosida sianogenik. Namun, tidak semua jenis tumbuhan mengumpulkan senyawa ini dalam sel-selnya. Pada famili Rosaceae, senyawa ini disimpan pada vakuola. Pada saat sel tumbuhan dirusak, glikosida sianogenik akan dihidrolisis secara enzimatis menghasilkan asam sianida (HCN) yang sangat beracun dan merupakan zat penolak makan serangga dengan spektrum yang luas.

C. Fungsi masing-masing metabolit sekunder 

Senyawa-senyawa kimia hasil metabolit sekunder tumbuhan diantaranya adalah : 

1. Alkaloid
Adalah sebuah golongan senyawan basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tumbuhan. Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal molekulnya (precursors),didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Alkaloid bersifat detoksifikasi, bekerja menetralkan racun dalam tubuh.

2. Saponin
Adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan.Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter.Saponin memiliki rasa pahit dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Jika digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah.

3. Flavonoid
Adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam.Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru.Dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid berfungsi untuk melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.

Pada tanaman kedelai terkandung suatu senyawa yang merupakan senyawa metabolit sekunder, yaitu senyawa isoflavon atau flavonoid.Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2–4 mg/g kedelai.Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida.Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin.Bentuk senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.

Senyawa ini terdistribusi secara luas pada bagian-bagian tanaman, baik pada akar, batang, daun, maupun buah, sehingga senyawa ini secara tidak disadari juga terikut dalam menu makanan sehari-hari.Bahkan, karena sedemikian luas distribusinya dalam tanaman maka dikatakan bahwa hampir tidak normal apabila suatu menu makanan tanpa mengandung senyawa flavonoida/isoflavon ini.Hal tersebut menunjukkan bahwa senyawa flavonoida tidak membahayakan bagi tubuh dan bahkan sebaliknya dapat memberikan manfaat pada kesehatan.

Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.

Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita.Berdasarkan hal tersebut maka mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan.

4. Polifenol
Adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan.Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya.Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan.Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah serta kanker. Terdapat penelitian yang menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

D. Rosella (Hibiscus sabdriffa L)
Tanaman Rosella merupakan tanaman sejenis perdu yang mudah ditanam. Cara penanamannya dengan menggunakan biji yang kering kemudian disemai. Tanaman ini memiliki tinggi ± 0,5 – 5 m dan hampir sepanjang tahun mengeluarkan bunga. Tanaman muda memiliki batang dan berdaun hijau, namun saat mulai dewasa dan berbunga batangnya berubah menjadi coklat kemerahan. Batang tanaman ini berbentuk silindris dan berkayu dengan banyak cabang. Daun melekat pada batang dengan susunan berseling dengan warna hijau berbentuk bulat telur dan menjari dengan tepi bergerigi.

Bunga muncul pada ketiak daun dengan mahkota berbentuk corong yang tersusun dari lima helai mahkota dan dilengkapi dengan 8-12 kelopak tambahan. Tanaman ini akan mulai berbunga pada saat usia 2,5-3 bulan. Awalnya bunga berwarna merah muda dan belum menyerupai bunga yang sudah matang. Dua minggu kemudian bunga rosella muda berwarna hijau dengan jari-jari tipis berwarna merah dan berbentuk bulat kecil. Selama pertumbuhan ini, kelopak akan semakin besar, kaku, menebal dan warna berubah menjadi merah cerah, terdapat putik dan benang sari.

E. Kandungan Kimia dalam Rosella
Kandungan kimia pada rosella tersebar diseluruh bagian tanaman ini. Berdasarkan penelitian, pada ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdriffa L.) mengandung flavonoid, polisakarida dan asam asam organik yang berperan dalam member efek farmakologis tertentu. Flavonoid pada Rosella terdiri dari flavanol dan pigmen antosianin yang berada pada kelopak Rosella dalam bentuk glukosida yang terdiri cyanidin-3-sambubioside, delphinidin-3-glucose, dan delphinidin-3-sambubioside. Sementara itu flavonol terdiri dari gossypetin, hibiscetin, quercetia Kelopak bunga Rosella juga mengandung Alkaloid, asam sitrat, polifenol,galaktosa pectin,polisakarida dan mukopolisakarida. Zat gizi lain yang tak kalah penting terkandung dalam kelopak bunga rosella adalah kalsium, niasin, riboflavin dan besi yang cukup tinggi. Selain itu kelopak bunga Rosella mengandung 1,12% protein, 12% serat kasar, vitamin C dan Vitamin A.
F. Manfaat dan Peran Rosella
Manfaat bunga Rosella berdasarkan dari hasil penelitian dapat melawan radikal bebas. Radikal bebas adalah perusak sel tubuh yang menyebabkan sel mengalami pertumbuhan yang tidak normal. Daun, buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak Rosella juga dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah kanker darah.

Peran bunga Rosella dalam berbagai kehidupan sehari hari dapat dilihat bagi penderita diabetes. Dimana senyawa metabolit skunder pada kelopak bunga rosella yaitu flavoniod mampu memicu atau merangsang sel beta pada kelenjar pancreas sehingga meningkatkan insulin pada tubuh. Sedangkan antosianin, Vitamin C, glucosidal hibiscin berperan sebagai antioksidan kuat yang mampu melawan radikal bebas. Khusus untuk anak-anak karena bunga rosella mengandung OMEGA3, maka dapat memacu pertumbuhan DHA. Luar biasanya bunga rosella merah dapat juga membantu para pecandu. Misal perokok dapat mengurangi dampak negatif nikotin. Atau bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan akan narkoba.

BAB III 

PENUTUP 

A. Kesimpulan
Metabolit sekunder merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organism dimana fungsi utamanya bagi organism yakni untuk mempertahankan dirinya dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Senyawa senyawa kimia metabolis skunder ini yaitu alkaloid, terpenoid, fenolik, glukosinula, dan sianogenik.

Bagi manusia, beberapa dari senyawa dari metabolit skunder memiliki manfaat tersendiri dalam penyembuhan berbagai penyakit. Misal, senyawa metabolit skunder yang terkandung dalam bunga Rosella (Hibiscus sabdriffa L.) bunga tanaman hias ini mengandung flavonoid yang mampu menurunkan kadar gula darah manusia. Selain itu bkelopak bunga ini mengandung antosianin, Vitamin C, glucosidal hibiscin yang berfungsi sebagai antioksidan dan menghambat pertumbuahn kanker.

B. Saran
Rosella bisa menjadi salah satu obat alami yg dapat diuji kebenarannya untuk menyembuhkan penyakit diabetes, pencegah kanker, dan beberapa penyakit lainnya dimana untuk mendapatkannya sangat ekonomis jika dibandingkan pengobatan dengan obat-obat kimia yg berasal dari Rumah sakit atau resep dokter. Jadi, tidak ada salahnya jika kita memanfaatkan apa yang disediakan alam, terlebih lagi tanaman Rosella ini tidak meimiliki efek samping untuk dikonsumsi

DAFTAR PUSTAKA 

Anonim. 2007. Manfaat Bunga Rosella. http://myrosella.blogspot.com/2007/10/manfaat-bunga-rosella.html

Anonim. 2007.Manfaat Rosella Merah.http://sehatyuk.blogspot.com/2007/04/manfaat-rosela-merah.html

Anonim.2012.Khasiat Bunga Rosella.

http://www.lintasberita.com/Sains/KHASIAT_BUNGA_ROSELA__KARKADEH_

Anoni.2010.Fungsi masing-masing metabolit sekunder

http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder
Anonim.2009.Bunga Rosella Merah

http://rumpunilmu.blogspot.com/2009/04/bunga-rosella-merah.html.

Ismadi, M. 1993.Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mardiah, Sawarni, H.,R.W. Ashadi., Rahayu.2009.Budi Daya dan Pengolaha Rosella Si Merah Segudang Manfaat.Jakarta: Agromedia Pustaka.

Sadikin. 2002.Dasar – dasar Biokimia.Jakarta:Universitas Indonesia Press.

Sekian Contoh Makalah Metabolit Sekunder Ini Saya Susun Semoga Bermanfaat Untuk Semua Dan Dapat Membantu Bagi Mahasiswa Dan Mahasiswi Jurusan Farmasi Yang Sedang Mendapat Tugas Untuk Pembuatan Makalah Tentang Metabolit Sekunder, Baca Juga Artikel Saya Yang Lainnya Dan Jangan Lupa Komentarnya Ya...

See You Again...
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Metabolit Sekunder Untuk Farmasi"

Back To Top